Muhammadiyah wilayah Maluku yang didukung oleh Lazismu dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) menyelenggarakan kegiatan Tabligh Akbar yang di Pos Koordinasi (Poskor) pengungsi korban gempa Ambon.
Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku, Drs. Abdul Haji Latua, acara yang dilaksanakan pada ahad, 27 Oktober 2019, diikuti oleh 200 orang jamaah warga lokal dan para pengungsi di pelataran Pondok Pesantren al-Anshar, Liang, Maluku Tengah yang menjadi Poskor MDMC.
Pesantren al-Anshar juga turut rusak berat akibat gempa bumi 6,8 SR beberapa waktu yang lalu ini dibina oleh Ustadz Abu Imam Abdul Rahim Rumbara, Wakil Ketua Majelis Tarjih PWM Maluku.
Pesantran al-Anshar ini dijadikan Pos koordinasi oleh MDMC dan Lazismu guna menangani korban bencana gempa, walau para pengungsi sendiri berada di lokasi pengungsian lain dan tidak di berada pesantren. Abdul Haji Latua menceritakan bahwa di pesantren ini tinggal cucu salah seorang mantan pendeta yang merupakan mualaf yang selama dua tahun belajar membaca al-Qur’an dan belajar mengaji. Hanya dalam 2 tahun ia bisa hafal quran 30 juz menjadi hafiz 30 juz. Selain itu terdapat pula santri mualaf lain yang juga sudah hafal 5 sampai 10 juz al-Qur’an.
Abdul Haji Latua menjelaskan bahwa inti materi tausiyah Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Ustadz Abu Imam Abdul Rahim Rumbara mengajak masayarakat muslim untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, melaksanakan ibadah sesuai petunjuk Rasulullah SAW. Adapun gempa yang terjadi menurut adalah peringatan dari Allah agar ummat Islam meningkatkan keimanan dan ibadahnya. Dimungkinkan selama ini umat Islam mengabaikan apa yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya menyebabkam datangnya peringatan Allah (QS. 7:96).
Wakil Ketua Majelis Tarjih PWM Maluku yang juga pimpinan pesantren al-Anshar itu mengingatkan kepada jamaah agar ibadah lebih bernilai, maka ibadah yang dilaksanakan harus sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya. Demikian pula dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, tambah ustadz Abu Imam Abdul Rahim Rumbara harus sesuai dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah, sebagaimana pesan Nabi SAW, “Aku tinggalkan untukmu dua perkara bila kalian berpegang teguh kepada keduanya maka hidup kalian tidak tersesat untuk selamanya, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah (hadist nabi). (adit)