Slogan LAZIS Muhammadiyah (LAZISMU) adalah Memberi untuk Negeri. Namun bukan berarti negeri sendiri saja yang menjadi fokus sasaran gerakan kebajikan dan kedermawanan. Dimana pun warga Muhammadiyah berpijak disitulah negeri yang harus dijunjung. Memberi untuk negeri senantiasa dilakukan di belahan dunia manapun.
Oleh karena itu semangat internasionalisasi LAZISMU gencar dilakukan oleh para aktifis Persyarikatan Muhammadiyah di berbagai negara di penjuru dunia. Salah satunya dilakukan di Malaysia, negara tetangga Indonesia. Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia yang berpusat di kawasan Gombak, di bawah pimpinan Prof Sonny Zulhuda giat menggerakkan dakwah dengan semangat kebajikan dan aksi kedermawanan di kalangan warga Muhammadiyah di negeri jiran itu.
Menurut prof Sonny, ketika menginformasikan kegiatan melalui WAG, setiap kamis malam jumat, para pegiat LAZISMU dan aktifis Muhammadiyah beraksi “turun padang” ke sudut-sudut kota Kuala Lumpur guna sekedar menyapa dan berbagi sesuatu kepada sesama yang membutuhkan. Untuk malam jumat ini, (7/1/21), para Relawan dan Pegiat LAZISMU PCIM beraksi di kawasan Chowkit dan Kampung Bharu, KL.
Paket sebungkus nasi dan minuman menjadi pengganjal perut dan pelepas dahaga bagi para gelandangan yang ada di kota metropolitan puak Melayu itu. Aksi berbagi ini dikomandani oleh Sutrisno, Ketua KLI LAZISMU Malaysia yang juga Dosen UMY dan mahasiswa S3 IIUM-KL, serta Koordinator program Bambang Setiawan, salah satu pekerja migran Indonesia asal Lamongan. Kegiatan dimulai menjelang dinihari waktu setempat hingga seluruh paket nasi yang disediakan habis terbagi. Sedangkan pengadaan nasi bungkus dilakukan oleh Tim Warung Soto Lamongan (WASOLA), AUM Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PCIM Malaysia yang berada di Wisma Sabaruddin Kampung Bharu, KL.
Para gelandangan dan pengemis yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal itu mendapat paket makanan yang digerakkan oleh aktifis Kantor Layanan Istimewa LAZISMU (KLIL) Kuala Lumpur. Ada sekitar 60-100 paket nasi yang dibagikan pada setiap malam jumat. Para gelandangan dari berbagai ras, bangsa dan latar belakang ini hidup menggelandang, mencari uang dengan mengemis dan tidur di alam terbuka di sudut-sudut kota yang mereka anggap nyaman dan setidaknya aman dari obrakan petugas yang berwajib. Bagi anda yang sering ke KL, cobalah berjalan-jalan pada malam hari hingga menjelang subuh, tentu akan tampak para gelandangan yang tidur di emperan toko, kedai, taman dan perkantoran.
Gemerlap hidup berkelas internasional di Kuala Lumpur (KL) tetap saja menyisakan sisi gelap dan kelam dengan seberkas getir kehidupan penuh nestapa serta derita. Belum lagi permasalahan yang ada di negeri-negeri luar bandar KL, yang salah satunya dialami oleh para TKI/TKW. Oleh karena itu PCIM Malaysia beserta Majelis, Lembaga dan Organisasi Otonom (Ortom) hadir dalam rangka menggerakkan semangat hidup Islami yang rahmatin lil’alamin sesuai dengan al-Qur’am dah Sunnah dengan gerakan yang penuh pencerahan, kepedulian, kebajikan, kedermawanan dan berkemajuan.
“Sudah dua minggu ini kami mengetuk hati ummat Islam dan mengajak siapa saja untuk beraksi bersama untuk sesama. Hanya dengan berdonasi minimal RM 6 atau Rp 20 ribu-an melalui KLI LAZISMU Malaysia kita bisa memberi makan saudara-saudara kita yang menderita kelaparan. Semoga langkah kecil ini bisa istiqomah, senantiasa menjadi berkah dan mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga pula aksi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, sehingga kita bisa memberi lebih banyak dan menolong sesama yang hidup menderita, khususnya di KL-Malaysia.” harap prof Sonny Zulhuda, Dosen dan Guru Besar di Islamic International University of Malaysia. (Adit)
[divider]