Pandemi Covid-19 ini benar-benar meluluhlantakkan sektor perekonomian di tanah air, pun juga di belahan dunia lainnya. Tak hanya pengusaha besar papan atas yang pusing dan bangkrut, usaha mikro yang merupakan mayoritas rakyat kebanyakan di negeri ini pun menjadi kroban.
Oleh sebab itu Lazismu menggandeng para mitra untuk membantu mengatasi permasalahan ekonomi yang diderita oleh masyarakat yang terpuruk selama masa pandemi Covid-19 dan berubah menjadi mustahik. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan modal pemberdayaan ekonomi berbasis keluarga. Tudak hanya memberikan modal, namun juga mendampingi dan mengembangkan usaha para keluarga yang sempat terpuruk.
Lazismu wilayah Jawa Timur dalam rangka menindaklanjuti program Pemberdayaan UMKM mustahik mengadakan Pelatihan dengan tema “Mengembangkan dan Melejitkan Usaha Mikro Dalam rangka Membangun Ketahanan Ekonomi Berbassi Keluarga di tengah Pandemi Covid-19”, Sabtu 19 September 2020, di Resto Bunda Nur, Buduran, Sidoarjo.
Pelatihan diikuti oleh 30 pelaku Usaha Mikro di 10 Daerah di Jawa Timur yang mendapat program pendampingan pemberdayaan UMKM. Program pemberdayaan ini merupakan sinergi antara Lazismu dengan Alfamidi, Wardah dan Anggoro Eko Cahyo. Kesepuluh daerah itu adalah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kab Malang, Ponorogo, Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto, Pamekasan dan Jember. Mereka kebanyakan berwirausaha di jalur kuliner dan bahan makanan. Selain itu hadir pula 10 orang staf bagian Program dari 10 Lazismu Daerah yang bertindak sebagai pendamping pemberdayaan UMKM.
Ke-30 orang Usaha Mikro itu hadir dengan membawa produk khas daerahnya masing-masing, seperti aneka jajanan dan kuliner hingga produk bumbu, sambal dan aneka kerajinan. Mereka umumnya usaha rumahan yang saat ini sedang berupaya untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi virus corona.
Dalam sambutannya, Ketua Lazismu wilayah Jawa Timur, drh Zainul Muslimin, pandemi Covid-19 boleh merontokkan sektor usaha kecil, namun jangan sampai menurunkan semangat juang dan ghirah berwirausaha pelakunya. Jika saat pandemi dihadapkan pada kondisi lockdown dengan berbagai pembatasan akibat meluasnya wabah virus suatu penyakit, maka disitu justru ada jalan lain yang terbuka lebar untuk tetap menjalankan bisnis.
Zainul mencontohkan, restonya yang selama pandemi enam bulan harus tutup, maka di kala masa wabah Covid-19 itu justru penjualan kateringnya melejit, yakni melalui pemasaran online. Dengan pemasaran melalui medsos dan media online pemesanan makanan dan minuman usaha katering dapat dilakukan dari jarak jauh atau rumah konsumen dan deliverynya dengan memanfaatkan jasa ojek online yang ada.
“Allah pasti membukakan jalan bagi hambaNya yang mau berusaha keras dan memikirkan pemecahan masalah yang menimpanya daripada meratapi kondisi yang tidak menentu. Maka jika kita berusaha keras dan berdoa dengan sekuat daya maka Allah akan memberikan kemudahan kepada kita untuk sukses berbisnis” katanya sembari memberikan semangat kepada peserta pelatihan.
Materi yang disajikan dalam pelatihan berhubungan dengan kehidupan usaha kecil sehari-hari. Seperti Ratna Saktijaningdijah, SE, MSA, narasumber dari Dinas Koperasi dan UKM provinsi Jawa Timur yang menyampaikan tentang bagaimana mengurus perijinan dan legal formal UKM secara praktis.
Menurut Ratna, pemerintah bertanggung jawab untuk memulihkan perekonomian sebagai dampak pandemi ini. Salah satunya adalah memberikan kemudahan dalam proses perijinan dan legal formal melalui sistem online. Kemudahan mengurus ijin itu harus diakses oleh pelaku UKM. Selain itu pendampingan usaha kecil mulai digiatkan pemasaran secara online shop dan digital marketing, disertai dengan perluasan kemitraan.
Pemateri kedua, yaitu Kisworo Agung Pambudi, Mentor Digital Marketing Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda Surabaya menyampaikan tentang Kiat Sukses Pemasaran Online. Menurut konsultas bisnis muda ini, pada era pandemi Covid-19, tiada cara yang lebih mudah dan efektif untuk memasarkan produk UKM selain melalui online.
Oleh karena itu Kisworo mengajak peserta pelatihan untuk segera memanfaatkan smrtphone-nya masing-masing untuk berjualan dan memasarkan produk. Saat ini usaha mikro lemah dalam hal branding awareness atau kesadaran merek dan perluasan jaringan. Karena dengan branding dan jaringan yang kuat, sebesar dan sekecil apapun produknya, maka hal itu akan berguna untuk meningkatkan penjualan.
Sebagai tindak lanjut pelatihan, Muhammad Masrukh menugaskan kepada bagian program Lazismu Daerah untuk terus memantau dan mendamping usaha mikro bianan di daerahnya. Selain itu laporan yang rapi dan tertib serta terdokumentasi dengan baik juga menjadi prioritas dalam jangka pendek.
Pendampingan usaha mikro oleh Lazismu Daerah, menurut Masrukh, diarahkan agar pengusaha binaan Lazismu mempunyai ijin usaha dan sukses memasarkan produknya melalui online. Peningkatan kualitas produk dan kemasan harus menjadi titik tekan keberhasilan program ini.
Lazismu wilayah Jatim, menurutnya, akan terus memonitor, mengupayakan dan memberikan jalan bagaimana program ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan semata demi menigkatkan taraf kesejahteraan ekonomi musthik (UMKM binaan) yang menjadi fokus garapan Lazismu, pungkasnya. (Adit)
[divider]
[divider]