Sabar dan tawakal. Itulah yang harus dihadapi oleh orang tua yang mempunyai anak berkekurangan pada fungsi inderanya. Seperti Marsuli (40 tahun) dan Sri Mujiati (30 tahun). Salah satu anaknya yang bernama Bagas Eka Prasetya, indera pendengaran atau telinga sebelah kirinya tidak bisa mendengar dengan baik sejak lahir.
Bagas, siswa SMP-LB Karya Mulia Surabaya yang lahir di Mojokerto 15 tahun yang lalu, atau tepatnya 7 september 2004, mengalami kesulitan dalam pendengarannya. Hal itu berpengaruh kepada kemampuan bicara dan pergaulan di lingkungannya.
Anak pertama dari 3 bersaudara yang tinggal bersama orang tuanya di sebuah rumah kost (sewa) di Jl. Pagesangan Timur 44 Surabaya ini banyak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.
Teman dan kerabat orang tuanya menyarankan agar Bagas dibelikan alat bantu dengar agar ia bisa mendengar suara dengan baik selayaknya anak normal. Namun apa daya, ayahnya, Marsuli adalah seorang pekerja yang berpenghasilan kecil dan ibunya, Sri, hanya membantu usaha Laundry di dekat rumah tinggalnya. Penghasilan keluarga ini pun hanya sekitar Rp. 1-2 juta saja sebulan untuk menghidupi 3 orang anak yang masih kecil.
Sebuah alat bantu dengar harganya sangat mahal. Tentu saja hal itu sangat berat bagi ayah Bagas yang penghasilannya pas-pasan untuk makan sehari-hari. Tak pernah terbayang untuk membeli alat bantu dengar apalagi dengan kualitas bagus.
Namun masih ada solusi bagi Bagas. Setelah melalui proses bertanya sana-sini dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, sampailah Sri, ibu Bagas kepada Lazismu Jawa Timur.
Lazismu mempunyai program INDONESIA MENDENGAR yaitu program sosial yang bertujuan untuk memberikan alat bantu dengar bagi penderita gangguan pendengaran dari mulai usia anak hingga dewasa pada keluarga yang tidak mampu.
Pada awal bulan Februari 2020 lalu, Tim Lazismu datang mensurvei ke rumah Bagas dan akhirnya diputuskan untuk memberikan bantuan 1 unit alat bantu mendengar.
Maka pada hasi selasa, 18 Februari 2020, Lazismu Jawa Timur bertandang kembali ke rumah Bagas untuk memberikan bantuan sekaligus memasang alat bantu dengar yang sangat dibutuhkannya.
Hanya dalam tempo 5 menit alat bantu dengar itu sudah terpasang dan berfungsi dengan baik. Alhamdulillah, Bagas akhirnya bisa tertawa dengan riang karena sudah bisa mendengar. Ia pun mulai mencoba bercakap-cakap dan bersuara walau agak terbata-bata karena lama tidak berbicara melainkan hanya dengan bahasa isyarat.
Bu Sri, ibu Bagas merasa senang anaknya bisa mendengar. Ia pun berharap agar Bagas bisa bercakap dengan baik dan lancar layaknya anak normal. Bagas pun kini lebih bersemangat pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu agar cita-citanya kelak bisa tercapai. “Terima kasih Lazismu” kata Bagas dengan gembira. (Adit)
[divider]
Program Indonesia Mendengar Lazismu Jawa Timur
Masih banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu yang tak bisa mendengar karena bermasalah pada indera pendengarannya. Kita pun bisa berpartisipasi dengan memberikan dukungan dan bantuan alat mendengar kepada mereka yang membutuhkan.
Donasi anda melalui Lazismu sangat dinantikan.. Mari kita bantu mereka..
Rekening donasi Indonesia Mendengar
- No. 9939 820 000 000 000 Bank Syari’ah Mandiri a/n Infaq LAZIS MUHAMMADIYAH Jatim
- No. 7664 020 000 000 000 Bank Mu’amalat a/n Infaq LAZIS MUHAMMADIYAH Jatim
- No. 6141 919 191 Bank Jatim Syariah a/n Lazismu Jatim Infaq