Jamban merupakan sanitasi dasar yang harus dimiliki setiap masyarakat, akan tetapi beberapa masyarakat pada realitanya belum memiliki jamban sendiri, dalam prakteknya masih saja ada sebagian kecil masyarakat yang ketika membuang hajat masih tergantung dengan kepemilikan jamban tetangganya. Sebenarnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban dalam kehidupan itu sudah ada, akan tetapi ada beberapa hal mendasar bagi masyarakat yang sebenarnya ingin memiliki jamban akan tetapi belum terwujudkan.
Salah satu faktor mendasar mengapa masih ada masyarakat yang belum memiliki jamban adalah faktor ekonomi. Kehidupan ekonomi yang berada di bawah garis kecukupan dan untuk kebutuhan sehari-hari saja masih sulit, menyebabkan mereka belum mempunyai jamban sendiri.
Pada tanggal 9 Oktober 2017, LAZISMU Ponorogo melakukan survey ke rumah mbah Soinem yang berada di dusun Nggoran, Bungkal, Ponorogo. Mbah Soinem itu sudah sepuh, umurnya sekitar 75-an tahun. Di usianya yang tua ini ia hidup di rumah yang hanya sebatas layak huni, ditambah lagi dengan kesehatan beliau yang bisa dibilang tidak sehat. Mbah Soinem mengidap penyakit gondok, semacam tonjolan di lehernya.
Berdasarkan laporan dari salah seorang tetangga, rumah mbah Soinem ini belum memiliki jamban. Yang menjadi masalah adalah, di usianya yang tua ini ketika mbah Soinem akan membuang hajat merasa susah, karena belum memiliki jamban sendiri.
Karena sekian lama belum memiliki jamban akhirnya anak mbah Soinem memutuskan untuk berhutang ke salah satu pabrik di sekitarnya. Dengan modal nekat inilah putra mbah Soinem ini membangun jamban. Akan tetapi dalam prakteknya dana yang di pegang ini belumlah seberapa dan masih dalam keterbatasan.
Akhirnya Lazismu Ponorogo memberikan solusi dengan membantu mbah Soinem dalam pembangunan jamban. Dalam hal ini LAZISMU Ponorogo mengambil inisiatif memberikan bantuan berupa Gorong-Gorong sejumlah 5 buah beserta tutupnya 2 buah kepada mbah Soinem. Harapannya semoga bantuan ini sedikit banyak bisa membantu merealisasikan keinginan mbah Soinem untuk memiliki jamban sendiri.
Tak hanya itu, Lazismu Ponorogo juga akan memberikan sumbangan produktif berupa ayam, yang harapannya bisa diternak dan dipelihara oleh mbah Soinem, agar setidaknya bisa berkembang dan sedikit membantu dalam kehidupan mbah Soinem itu sendiri.
Tujuan dari program bantuan jamban ini adalah untuk membantu masyarakat dalam mewujudkan kepemilikan jamban sendiri dan untuk meringankan beban-beban masyarakat dalam hal sanitasi.
Perasaan haru dan bahagia terlihat dari raut wajah mbah Soinem saat mendapatkan bantuan jamban ini, sembari terucap syukur dan terima kasih kepada Lazismu. (Lazismu Ponorogo).