Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Begitulah amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Patut disyukuri bahwa Negara telah mengalokasikan anggaran guna menunaikan amanat itu. Namun demikian tidak semua warga negara yang dalam kondisi fakir-miskin mendapatkan perhatian dari Negara, dikarenakan berbagai faktor, mulai dari masalah administrasi, pendataan atau anggaran yang minim. Nyatanya masih banyak fakir-miskin yang belum mendapat bantuan atau jaminan hidup, terutama di daerah-daerah.
Pada Kamis, 3 Agustus 2017, Lazismu Situbondo kembali membidik dan menyantuni anak yatim dhuafa yang belum tersentuh oleh bantuan dari manapun, baik dari pemerintah maupun lembaga sosial lainnya.
Santunan kali ini diberikan kepada Lina, bocah berusia tujuh tahun yang telah menjadi yatim sejak empat tahun silam. Selama ini Lina tinggal bersama ibunda dan sang kakak di Jl. Sucipto, Kabupaten Situbondo.
Kedatangan tim Lazismu Situbondo ke lokasi, merupakan kabar gembira sekaligus menjadi berkah tersendiri bagi Lina dan ibunda. Bagaimana tidak, sejak empat tahun silam, sang ibunda bersusah payah untuk membelikan perlengkapan sekolah anaknya dengan hanya mengandalkan menjadi buruh cuci panggilan. Namun uang yang terkumpul sering tidak mencukupi guna memenuhi kebutuhan sekolah Lina.
“Alhamdulillah, terimakasih kepada Lazismu Situbondo. Sekarang saya sangat senang dan terbantu karena ada yang membelikan perlengkapan sekolah anak saya” ucap ibunda Lina dengan wajah yang sumringah.
Santunan yang disampaikan berupa perlengkapan sekolah yang terdiri dari Seragam, sepatu dan tas. Semuanya diserahkan langsung oleh divisi pendayagunaan Lazismu Situbondo kepada Lina. “Terimakasih sudah membelikan saya tas dan sepatu baru. Saya senang sekali” ungkap Lina penuh gembira kepada Tim Lazismu Situbondo.