Seiring dengan semakin laju kendaraan melesat beradu dengan aspal jalanan. Roda pun terus berputar kencang diiringi bunyi sirene yang meraung-raung, seakan memecah suasana nan hening. Berpindah-pindah, dari tempat satu ke tempat yang lain, dari rumah sakit suatu kota ke rumah sakit yang lain, tim layanan Ambulan Lazismu tiada henti memberikan layanan sepenuh hati. Setiap hari tak kenal waktu, baik pagi, siang, sore, malam hingga dini hari senantiasa sigap dan peduli untuk menghampiri warga yang telah menanti.
Keikhlasan dalam melayani merupakan kenikmatan tersendiri bagi diri yang telah mendharma bakti. Denyut nadi bersinergi dalam hati untuk istiqomah menjalankan amanah, memberikan kemudahan dan berbagi kemanfaatan kepada sesama. Tak lupa iringan do’a senantiasa menyertai perjalanan menghantar pasien, dengan harapan kesembuhan dan kepulihan yang pebuh berkah dari Allah SWT.
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.”
Hari demi hari, waktu demi waktu terus berjalan tak kenal henti, Ambulan Lazismu Kota Pasuruan memberikan layanan prima dengan penuh kepedulian kepada warga masyarakat. Inilah sekelumit kisah dan ceritanya :
Bagas adalah salah satu peserta khitanan massal tahun 2016. Waktu itu ananda duduk di bangku sekolah kelas 6 SD di Kebonsari. Guru agamanyalah yang telah mendaftarkannya sebagai peserta khitanan massal seraya memberikan beberapa pertanyaan, apakah bisa ananda Bagas dikhitan sedangkan ia mempunyai kelainan yang tidak sebagai mana mestinya anak-anak normal yang lain. Saat itu tim pengkhitan menyawab, insya’allah bisa dengan berusaha sekuat tenaga.
Satu bulan berselang, dilakukanlah pemeriksaan kepada Bagas di Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang, yang berlanjut dengan proses operasi tahap pertama penanganan kelainan yang ada pada Bagas. Pada waktu yang bersamaan ayah Bagas menderita sakit jantung dan juga dirawat di Rumah Sakit yang sama. Tim Ambulan Lazismu kota Pasuruan senantiasa setia menemani ayah dan anak itu melakukan perjalanan untuk pengobatan.
Setelah operasi dan pasca dirawatnya sang ayah, maka dilakukanlah Rawat Jalan. Hal itu juga dialami Bagas bersama sang ayah. Tapi Allah SWT berkehendak lain. Ananda Bagas bisa pulang ke rumah namun ayahnya meninggal dunia. Khayumi, ibu ananda Bagas Raharjo yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tak kuasa menahan air mata kesedihan yang mendalam.
Setahun selanjutnya, Bagas melakukan pemeriksaan lagi untuk persiapan operasinya yang kedua. Saat itu Bagas Raharjo sudah pindah sekolah dari SD ke SMP Muhammadiyah. Dr. Pradana, sepesialis bedah orology Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang yang menangani Bagas, menyampaikan bahwa operasi kedua harus dilakukan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dengan pertimbangan peralatan dan jumlah dokter yang ahli lebih banyak. Akhirnya pada awal bulan Oktober 2018 Bagas Raharjo melakukan operasi kedua, meskipun dengan penantian hampir satu tahun guna menunggu jadwal operasi dengan sabar.
2) Menemani Asyifa (2 tahun), anak yang menderita Kanker
Asyifa adalah anak batita yang menderita kanker. Diana (27 tahun), adalah ibu Asyifa yang selalu sabar dan ikhlas merawat anak beserta sang suami yang bekerja pada salah satu toko di Kota Pasuruan. Asyifa sudah beberapa kali keluar masuk Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan ini sangat menyita waktu sang ibu. Dikala ibu lainnya bisa melakukan berbagai aktifitas di rumah, Diana harus sabar menunggui anaknya untuk berobat. Begitu pula sang ayah yang sering kali meminta ijin kepada pemilik toko untuk menjaga anaknya. Ambulan Lazismu kota Pasuruan selalu hadir menemani Diana dan anaknya, Asyifa, untuk berobat kemanapun tujuannya.
3) Diah Novitasari (14 tahun), gadis yang menderita penyakit Lupus
Ananda Diah Novitasari mengidap sakit lupus hingga memasuki stadium 4. Ananda dibawa ke Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, dan telah beberapa kali keluar masuk RS. Namun karena kondisinya yang semakin memburuk Allah SWT berkehendak lain. Ananda Diah meninggal setelah sempat dirawat selama 10 menit di RS.
Cerita lainnya adalah Ibu Mariana Indahwati, seorang Guru/Operator SD Negeri Kepel. Ibu Mariana suatu hari melakukan persalinan. Ambulan Lazismu kota Pasuruan siap sedia mengantar dan mendampingi bu Mariana menuju ke tempat persalinan. Bagaimana hati seorang ibu tidak gembira manakala ia dikaruniai seorang anak yang sangat lucu. Namun kegembiraan itu hanya berselang waktu satu hari saja. Anak pertamanya itu berpulang menghadap sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Itulah beberapa kisah melakukan pelayanan dan pendampingan dari sekian banyak kisah dan cerita manis maupun pahit yang menyertai perjalanan dan pengabdian Tim Ambulan Lazismu kota Pasuruan. Perlu kiranya kita bersyukur dan mengambil hikmah dibalik semua kejadian ini.
5 tahun sudah Lazismu Kota Pasuruan berkiprah dengan Mobil Ambulan meskipun pengadaannya melalui cara mengangsur selama beberapa tahun. Tapi dibalik itu semua banyak manfaat dipetik dan dirasakan atas kehadiran mobil pengangkut pasien ini. Manfaatnya sangat besar untuk orang-orang sekeliling kita yang membutuhkan bantuan kendaraan Ambulan.
Nikmat sehat merupakan salah satu nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah Ta’ala kepada manusia. Dengan nikmat ini, yang termasuk di dalamnya nikmat hidup, manusia dapat melakukan berbagai aktifitas dengan nyaman mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur bahkan selama tidur itu sendiri.
Seorang ayah dapat bekerja menafkahi keluarganya karena badannya kuat, seorang ibu dapat memasak untuk keluarganya karena tidak mengalami nyeri haid, seorang anak dapat belajar dengan rajin karena tidak mengalami demam, dan lainnya merupakan beberapa contoh dari manfaat dari nikmat sehat yang dikaruniakan kepada kita secara cuma-cuma oleh Allah Ta’ala.
Maka sudah selayaknya kita bersyukur/berterima kasih kepada Allah Ta’ala atas karunia-Nya tersebut juga karunia-Nya yang lain, sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala kepada kita dalam firman-Nya,
“Maka ingatlah kepada-Ku (Allah), niscaya Aku akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku “. ( Qs. Al Baqarah : 152).
Bersyukur kepada Allah Ta’ala merupakan kebaikan atau amal sholeh sedangkan lalai dalam bersyukur kepada Allah dan mengingkari nikmat Allah merupakan kejahatan atau amal buruk dan masing-masing darinya akan mendapatkan balasan dari Allah. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8).