Awal bulan Oktober 2018 lalu, saya dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Najib Hamid, M.Sc, dan beberapa Pengurus Lazismu Jatim berkesempatan memberangkatkan 12 orang Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk bertugas ke Palu, Sulawesi Tengah.
Mereka adalah anak-anak muda yang masih berusia 20 – 25 tahun. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa, namun ada juga yang sudah menikah dan meninggalkan istrinya yang tengah hamil tua. Mereka masih segar bugar, perkasa, berdarah muda dengan satu tekad yang menggelora di dada, yaitu datang ke areal terdampak bencana untuk menolong sesama.
Berita dan informasi tentang dahsyatnya bencana gempa bumi dan tsunami di Palu membuat mereka merasa tertantang untuk segera pergi “berjihad” ke medan laga kemanusiaan. Sungguh suatu kemuliaan apabila ada saudaranya yang menderita nun jauh disana, hatinya merasa terpanggil untuk berangkat menolong, tanpa pikir panjang dan berbagai pertimbangan lainnya.
Sudah pasti mereka datang kesana tidak untuk bertamasya, berwisata atau enjoyning panorama di bumi Palu. Mereka justru akan be-kerja, bekerja dan terus bekerja guna membantu saudara-saudara kita warga Palu dan sekitarnya yang tertimpa musibah hebat. Bekerja tanpa digaji, sudah barang tentu.
Bekerja apa saja yang penting membantu para korban, seperti mengevakuasi korban, membersihkan puing-puing bangunan runtuh, mendistribusikan bantuan, memasak di dapur umum, assessment, memberikan dorongan semangat para korban terdampak untuk bangkit kembali dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang mesti dilakukan oleh para relawan.
Mereka meninggalkan barang sejenak indahnya kehidupan masa muda di kota besar untuk bergabung dengan ribuan relawan lainnya yang telah berkomitmen mendarma bahktikan hidupnya untuk sesama. Mereka, kaum muda itu, sudah pasti berbeda dengan para sebagian pemuda sebayanya yang tidak peduli dengan sesamanya. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan kaum muda relawan itu dengan balasan yang setimpal. Aamiin.
Kita tentu mengapresiasi dan turut bangga dengan semangat kaum muda yang punya sense of care, rasa kepedulian, peka sosial dan tanggap terhadap sesama yang menderita. Sementara sebagian kaum muda lainnya hidup dalam kesenangan, hura-hura, foya-foya dan melampiaskan darah mudanya dengan sesuatu yang sia-sia dan tidak bermanfaat.
Rasulullah saw sangat mendambakan tampilnya para pemuda yang kuat dan perkasa yang telah dikader dan ditempa menjadi mujahid perjuangan menegakkan agama Islam di muka bumi ini. Semangat para pemuda itulah yang akan mengguncangkan dunia.
Tentu yang tua-tua ini atau yang sudah merasa senior harus mengarahkan anak-anak muda itu dengan kehidupan yang berguna dan bermanfaat bagi diri, keluarga dan sesamanya. Mereka generasi muda itu butuh bimbingan dan dukungan dari kita yang sudah beranjak tua. Dorongan dan arahan pada kegiatan-kegiatan yang penuh dengan kemanfaatan dan bermakna.
Sangat berdosa dan tidak pada tempatnya bagi kita-kita yang senior ini jika malah ‘mengompori’ dan ‘mengipasi’ generasi muda kita untuk melakukan aktifitas yang tidak bermanfaat, sarat dengan kebencian, prasangka dan penuh kesia-siaan belaka.