“Setelah menyayat nadi anaknya, Ibu ini Gantung Diri”.
Saya dikirimi flyer ini oleh mas Rizal, Amil LAZISMU Kota Batu Malang.
Seorang ibu muda di Malang berumur 33 tahun bunuh diri bersama anaknya karena tidak kuat ditagih rentenir harian. Akumulasi hutangnya 8 juta. Memilukan, hutang tersebut harus berakhir kematian ibu dan anak.
Dari sistem hutangnya. Analisis saya Ibu ini terkena pinjaman sistem nelulasi. Sistem ini sepaket dengan model cara tagih kasar.
Ciri khusus rentenir harian adalah target market perempuan dengan sistem tagih intimidatif. Sistem hutang jebakan yang kelihatan kecil tapi sangat destruktif mematikan.
Hutangnya kecil-kecil, jangka pendek bunga tinggi. Tidak mengenal analisis kredit 5C. Semua boleh pinjam. Belum lunas, pinjami lagi. Selanjutnya, tagih dengan keras, teror, intimidasi. Pasti dia Bayar. Jika tidak kuat biasanya peminjam sakit keras, stress depresi, minggat, dan yang parah seperti kasus di malang ini.
Saya telah banyak berdiskusi dengan berbagai pihak tentang keberadaan mereka. Kesimpulan sementara, tidak mudah untuk memberantasnya. Ada banyak hal yang harus diurai dengan berbagai kelit kelindan di dalamnya.
Kejadian ibu muda ini terjadi selang beberapa hari setelah pelatihan BankZiska yang diikuti 9 LAZISMU dan 1 perwakilan LAZ PLN di Ponorogo. Kasus inj semakin menyadarkan kita bersama. Sekaligus menunjukkan bahwa keberadaan BankZiska harus semakin dipercepat untuk hadir di tengah tengah masyarakat.
Alhamdulillah, setelah pelatihan akhirnya launching BankZiska LAZISMU Tulungagung dan InsyaAllah segera menyusul Bondowoso, Bojonegoro, Kota Batu dan daerah-daerah lainnya di Jawa Timur.
Saya tahu bahwa BankZiska saat ini masih kecil. Tidak sebesar mereka yang uangnya seperti tak terbatas, diranjaukan ke masyarakat.
Tapi saya yakin dengan janji Allah Ta’ala bahwa Dia pasti menghancurkan Riba.
Faruq Ahmad Futaqi, Manager BankZiska LAZISMU Jatim.