LPB-MDMC itu salah satu lembaga di Muhammadiyah yg masih mempertahankan orisinalitas, persis ketika semangat yg dibawa Ahmad dahlan membentuk Majelis Penolong Kesengsaraan Oemoem (MPKO).
Terdapat seperangkat prinsip dasar yang dapat diadopsi oleh MDMC untuk penerapan di Muhammadiyah, yaitu;
- Pengurangan Risiko Bencana (PRB) harus menjadi bagian penting dari investasi besar Muhammadiyah di Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan untuk melindungi warga persyarikatan dan masyarakat secara luas beserta aset-asetnya.
- PRB harus terintegrasi dalam setiap rencana kerja dan program Muhammadiyah karena bencana merusak hasil-hasil pembangunan yang telah susah payah dicapai Muhammadiyah dalam kurun waktu 100 tahun terakhir.
- Muhammadiyah melalui MDMC harus melihat bencana secara multihazard sehingga dapat meningkatkan efektivitas.
- Pengembangan kapasitas adalah strategi pokok dalam implementasi PRB oleh MDMC untuk membangun dan mempertahankan kemampuan organisasi, aktivis, warga persyarikatan dan masyarakat luas dalam mengelola risiko secara baik dan mandiri.
- Implementasi PRB di Muhammadiyah harus terdesentralisasi tanggungjawabnya pada tingkat PWM & PDM, mengingat wilayah kerja kerja yang sangat luas [30 propinsi dan 400 Kabupaten/Kota].
- Di tingkat masyarakat, partisipasi adalah keharusan untuk efektivitas PRB. MDMC harus mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan dan penerapan sehingga dapat memastikan kegiatan yang dilaksanakan merupakan kebutuhan rakyat dan sesuai dengan tingkat kerawanan yang ada.
- MDMC melihat jender sebagai faktor inti dalam PRB karena merupakan prinsip pengaturan utama dalam semua masyarakat, bahkan dalam tingkat akar rumput, wanita dengan peranannya sebagai pengguna dan pengatur sumberdaya lingkungan, penyedia ekonomi, pengurus dan pekerja masyarakat membuatnya sering berada dalam posisi untuk menangani risiko. Lebih dari itu, dengan adanya Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah sebagai sayap gerakan perempuan di Muhammadiyah akan memberi nilai lebih.
- Membangun kemitraan dengan swasta dan lembaga masyarakat berupa asosiasi bersama secara sukarela untuk mencapai tujuan dengan aktivitas kolaboratif
MDMC/LPB Jawa Timur sudah terbentuk pada periode 2010-2015. Kegiatan MDMC pada perriode itu meliputi aktivitas pelatihan siaga bencana, pertolongan dan evakuasi korban bencana dan penghimpunan dana dan bantuan korban bencana di wilayah provinsi Jatim. MDMC Jatim bersama MDMC di Daerah turut serta dalam aktivitas pertolongan kepada korban bencana, seperti banjir, gunung meletus dan tanah lonsor di beberapa daerah di Jatim.
Pada periode ini (2015-2020) MDMC/MLHPB PWM Jatim dan Lazismu Jatim pada tanggal 24 September 2016 di Prigen lalu telah mengadakan kesepakatan untuk bersinergi dalam hal program kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. MDMC Jatim akan didukung oleh Lazismu Jatim dalam hal penghimpunan dana dan bantuan korban bencana dan pengadaaan kendaraan dan peralatan siaga bencana.
Salah satu wujud sinergi itu adalah pengadaan 1 unit Mobil Rescue Disaster Management Center guna ikut membantu penanggulangan korban bencana alam di berbagai daerah di Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Maka pada tanggal 20 Januari 2017, setelah Sholat Jum’at di Masjid al Badar Gedung Muhammadiyah Jawa Timur telah dilaunching 1 unit Mobil Rescue MDMC bantuan dari Lazismu Jatim, oleh Prof. Dr. Thohir Luth, MA, selaku Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Dengan adanya mobil rescue dapat mendukung operasional dan mobilitas Tim Relawan Tanggap Bencana MDMC/MLHPB PWM Jatim di daerah bencana serta bermanfaat bagi kegiatan dakwah sosial.