Insiden terjadi dalam dunia persepakbolaan nasional. Kerusuhan berdarah timbul pasca pertandingan antara kesebelasan Arema dan Pesebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Insiden menimpa supporter sepak bola dan aparat keamanan pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Kerusuhan diawali dengan masuknya supporter ke lapangan sepak bola menembus tribun penonton dampak dari kekecewaan hasil pertandingan. Kemudian aparat keamanan melakukan penertiban dengan kontak fisik. Supporter yang memasuki lapangan sepak bola semakin banyak dan tidak terkendali. Merespon kejadian tersebut, pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah supporter yang mengakibatkan masa berdesakan untuk keluar dari stadion.
Akibat berdesak-desakan dan terkena gas air mata, terdapat masa yang saling berdesakan dan saling injak. Hingga mengakibatkan 125 korban jiwa, 302 korban luka ringan dan 32 luka berat baik dari apparat maupun penonton sepak bola. Sedangkan kerugian materiil berupa 13 mobil dibakar dan kerusakan fasilitas umum di Stadion Kanjuruhan Malang. Data kerugian lainnya masih dalam proses validasi.
Korban dibawa ke Rumah Sakit terdekat dengan stadion, hingga dirujuk ke RS Syaiful Anwar kota Malang. Muhammadiyah merespon terjadinya insiden tersebut dengan mengirimkan 7 unit ambulance LAZISMU dari berbagai Daerah antara lain kabupaten dan kota Malang, kota Pasuruan, Blitar, Surabaya dan Probolinggo, guna mengantar jenazah dari RS menuju ke rumah duka atau tempat tinggal keluarga korban.
Sementara itu Sekretaris Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Jawa Timur Aditio Yudono menyampaikan belasungkawa dan ucapan duka cita yang mendalam kepada semua yang menjadi korban pada insiden berdarah ini. Menurutnya insiden ini harus dijadikan perhatian serius dan diharapkan agar tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Menurut Aditio, LAZISMU dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Timur telah membuka Poskor Data Informasi dan Layanan dengan berkoordinasi beberapa pihak terkait. Selain itu juga telah disiapkan Posko Psikososial karena pada peristiwa ini terjadi dampak psikologis yang dialami oleh keluarga korban dan juga korban selamat. Tim psikososial Poskor MDMC melaksanakan proses assessment dampak lebih spesifik kepada penyintas di area Kota Malang dan Kabupaten Malang.
Selain itu Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat melakukan identifikasi kondisi psikologis kepada warga Muhammadiyah yang terdampak, mengidentifikasi kondisi psikologis pada masyarakat terdampak dan pemberian bingkisan kepada keluarga korban dan korban terdampak.
Ketua MDMC Jawa Timur M Rofii menunjuk Rosi N Hendrawan (WA 0822-3302-4682) sebagai Koordinator Poskor untuk Tim Respon Muhammadiyah atas Insiden Stadion Kanjuruhan dan Indra Fery (0815-6468-0708 ) sebagai wakilnya. Sementara itu Posko Layanan ditempatkan di PDM Kota Malang Jl Gajayana 28-B kota Malang dan Posko Psikososial di Basecamp Maharesigana UMM, Jalan Raya Tlogomas No. 246, Kecamatan Lowokwaru, Tunggulwulung Kabupaten Malang. (Ddt)