Sekilas Ummat Islam di Flores
Agama Islam sudah hadir di Flores sejak sebelum tahun 1512. Penyebaran Islam tak lepas dari aktivitas para nelayan atau pelaut asal Jawa, Sumatera, Kalimantan, atau daerah-daerah lain di Nusantara. Flores Timur adalah daerah pesisir yang sangat mudah dijangkau perahu atau kapal laut.
Flores is a Catholic island ! Julukan ini tidak berlebihan. Maklum, sejak abad ke-15, daerah ini menjadi salah satu basis utama penyebaran agama Katolik di Nusantara. Sebelum misi Katolik masuk sudah ada penduduk Flores yang menganut agama Islam, selain ‘agama asli’, yang masih mayoritas mutlak, waktu itu.
Ummat Islam di Flores Timur merupakan mino-ritas, yakni sebesar 20% dari total 233 ribu penduduk. Di daerah itu ummat Islam terbagi dalam beberapa komuni-tas, yaitu 1). Komunitas Islam Lamaholot atau Watan Le-wo, 2).
Sejarah Masjid al-MunawwarohÂ
Masjid al-Munawwaroh ini pertama kali dibangun di desa Lohayong Solor Timur, Flores Timur, NTT. Awalnya desa itu masih satu sebelum terjadi pemekaran dan dibangun tempat ibadah umat Islam lainnya.
Pada tanggal 25 Desember 1982 terjadi gempa bumi besar sehingga meluluh-lantakan semua bangunan di desa ini termasuk Masjid al-Munawwaroh ini. Sehingga pada beberapa tahun berikutnya oleh jamaah dibangun kembali masjid ini .
Hingga pada tanggal 9 Juli 2018, karena kondisinya yang sangat memprihatinkan maka berdasarkan kesepakatan dalam Musyawarah dan Reuni Akbar 2017 kedua desa, yaitu Desa Lohayong dan Lohayong 2, setelah mengalami pemekaran, diputuskan untuk memugar masjid ini menjadi lebih besar dan kokoh. Pembangunan dimulai pada pertengahan tahun 2018.
Melalui Yayasan Gewayantana, sebuah yayasan milik kedua desa, maka kemudian dibentuk Panitia Pembangunan Masjid al-Munawwaroh guna merealisasikan keputusan Reuni IV tahun 2017 untuk membangun dan memugar Masjid ini.