Pak Gletek, biasa dia dipanggil, mengatakan, bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan yakni nikmat sehat dan nikmat lainnya. “Alhamdulillah, jualan kami laris, ramai setiap hari. Sebagai wujud syukur itu kami selalu menyisihkan hasil dari penjualan nasi goreng itu, untuk Lazismu sebesar Rp 5.000 saya masukkan kekotak infaq Lazismu dan Rp 5.000 saya masukkan kekotak infaq masjid at-Taqwa jadi total Rp 10.000 semuanya,” ujarnya.
Menurut dia, dengan rutin berinfaq meskipun nilainya sedikit bisa membuka pintu rezeki. “Sampai saat ini saya merasakan dengan selalu memberi kemudahan maka rezekinya akan diberi kelancaran,” tambah dia dengan penuh keyakinan. “Jangan sampai kotak infaq tergeletak kosong tak terisi” katanya.
Sementara itu Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Surabaya Sunarko, M.Si mengatakan, sedekah itu tidak harus menunggu kaya. “Pak Gletek ini contohnya, dia memulai hidup di Surabaya dari nol dan susah. Dengan perjuangan kerja keras, selalu bersyukur dan terus berinfaq maka kehidupan dia berangsur lebih baik,” ujarnya ketika bertandang ke kedai Nasi/Mie Goreng Pak Gletek di kawasan Platuk/Pogot Surabaya (4/2/19).
“Alhamdulillah, berkat sedekah rutin nasi goreng Pak Gletek laris ramai pembeli. Monggo bagi donatur dan pembaca Lazismu untuk mampir membeli nasi goreng Pak Gletek, karena sebagian penghasilannya di sedekahkan untuk Lazismu Surabaya. Semoga selalu berkah dan bermanfaat,” tutur Sunarko dengan sedikit berpromo. (Habibie-Sby)