Penurunan pendapatan akibat kebijakan physical distancing dalam penanganan pandemi covid 19 benar benar dirasakan sekali oleh masyarakat.
Salah watunya, Hal itu juga dirasakan sekali oleh mbak Mis, panggilan akrab dari Mistiawati (49). Janda yang sehari hari berjualan geprek dan harus menghidupi keluarga seorang diri dua anak perempuan yang masih sekolah dan juga ibundanya.
Hutang yang mestinya jatuh tempo sebelum ramadhan ini. Mau tak mau harus dibayarkan. Apalagi hutang tersebut berbunga.
“Awalnya hutang tersebut, diperuntukkan untuk membangun warung, sebagai mata pencahariannya satu-satunya karena sudah hampir roboh. Pandemi covid 19 ini membuat warungnya sangat sepi karena banyak orang yang memilih menyetok bahan makanan mentah di rumah dan alhasil pendapatan nya berkurang drastis dan terancam tak bisa melunasi hutang,” ungkapnya.
“Kurang lebih selama 3 tahun terakhir ini, sembako setiap bulan kami ditanggung oleh lembaga dari agama lain,” sambungnya. “Semoga kedepan semuanya normal kembali, dan warung saya bisa mendapatkan penghasilan untuk hidup, saya takut anak anak dan ibu saya Ndak bisa makan,” lanjutnya sambil terisak.
Mbak Mis, adalah satu dari sekian banyak orang penerima prioritas pembagian sembako untuk mereka yang terdampak COVID-19. “Mbak Mis adalah salah satu penerima manfaat dari kami Lazismu Lamongan dikarenakan mengalami masalah terlilit hutang (sesuai asnaf gharim) dan terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok nya gara gara pandemi covid 19,” ungkap Irvan Shaifullah, Manajer Lazismu Lamongan saat dihubungi, Senin (13/04/2020).
Irvan menambahkan bahwa bantuan sembako dan uang tunai untuk membantu pelunasan hutang sudah diberikan bersama Ust Anggun Imanto, kepala pondok yang juga menjadi pembina jamaah di lingkungan tersebut. “Sabtu lalu tepatnya (11/04/2020), kami bersama ustadz Anggun, berkunjung memberikan bantuan berupa sembako dan uang zakat untuk gharim amanah dari donatur, sekaligus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada mbak Mis,” sambungnya.
Ustadz Anggun Imanto menambahkan bahwa keberadaan Lazismu di masyarakat tentu sangat dibutuhkan. “Sebab sebagai Amil, penyambung, antara Aghnia dengan para penerima atau mustahiq, kami sampaikan terima kasih kepada para donatur semua. Dan kedepan insya Allah, akan lebih banyak mubaligh yang terlibat untuk melakukan pembinaan yang intensif untuk masyarakat kelas menengah kebawah, dan itu sudah menjadi tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (ir).
[divider]