Tim MuhammadiyahAid (MDMC & Lazismu), yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan, Indonesia telah tiba di Dhaka, Bangladesh (Jum’at, 22 September 2017). Menurut rencana Tim akan berangkat ke Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh dalam misi kemanusiaan membantu para pengungsi Muslim Rohingnya yang terusir dari kampung halaman mereka di provinsi Rakhine, Myanmar.
Ratusan ribu pengungsi Rohingya yang menempati camp-camp pengungsian di wilayah Cox’s Bazar, Bangladesh hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Tenda-tenda camp yang kurang layak membuat banyak pengungsi mulai diserang berbagai penyakit dan keluhan kelelahan fisik.
Sebelum berangkat ke Cox’s Bazar, Tim Muhammadiyah Aid juga berkoordinasi dengan Tim Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) lainnya di Dhaka
Tim MuhammadiyahAid terdiri dari Andar Nubowo (Dirut Lazismu) dan 2 orang relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Menurut Andar Nubowo, kondisi di Bangladesh cukup ketat untuk bantuan asing, termasuk dari Indonesia. Kehadiran relawan asing dari Indonesia, Malaysia dan Turki serta lainnya sejak kedatangan sudah diawasi (red notice). Oleh karena itu perlu ijin resmi dari Pemerintah Bangladesh dan juga wajib bermitra lokal untuk segala aktifitas kemanusiaan di Cox Bazar.
Penyaluran bantuan harus dilakukan oleh mitra lokal. Hingga saat ini, baru diijinkan 50 ribu USd atau 600 juta dari Indonesia. Tim Muhammadiyah berharap semoga ada penambahan kuota lagi.
Satu hal yang patut diwaspadai oleh Tim adalah tidak ada jaminan keamanan bagi pekerja sosial atau relawan kemanusiaan. Di Bangladesh, tahun lalu, terjadi pembunuhan massal 20 orang asing di sebuah restoran. Hal ini masih menjadi trauma oleh relawan asing. Sampai saati ini pun tim relawan asing juga tidak boleh jalan malam atau makan sendirian di restoran. Meski demikian, Tim bisa bekerja semaksimal mungkin, jelas Andar.
Andar menambahkan bahwa di Cox Bazar, isu keamanan dan segregasi sosial mulai mengemuka, terutama antara penduduk lokal dengan pengungsi. Warga lokal semakin sedikit dan miskin, pengungsi bertambah banyak dan dibantu dari berbagai penjuru. Di lokasi pengungsian juga mulai jadi arena perebutan politik Bangladesh dengan kampanye-kampanye Pemilu. Situasinya menjadi begitu kompleks. Bahkan sebagian bantuan kemanusiaan dari pemerintah RI sampai sekarang belum bisa diturunkan logistiknya di Cox Bazar.
Untuk itu Andar memohon doa, supaya Tim Muhammadiyah di lapangan mendapat kemudahan dan kelancaran dalam menunaikan tugas Persyarikatan dan amanah bangsa Indonesia.
Hal yang menggembirakan adalah Tim Medis Muhammadiyah Aid (Alhamdulillah) akhirnya diijinkan oleh Pemerintah Bangladesh. Hal itu ditandai dengan MoU antara Muhammadiyah Aid dengan Asosiasi Media tingkat Pusat Bangladesh.
Kemudian juga dilakukan penandatanganan MoU antara Lazismu/MDMC dengan mitra lokal dari Humanitarian Bangladesh Foundation. Dengan dukungan dari Central Hospital Dhaka terutama Prof Dr. Abdullah adalah dokter senior dan terbaik di Bangladesh, dan juga dokter pribadi PM Hasyina, insyaAllah, misi kemanusiaan Muhammadiyah Aid akan mendapatkan kelancaran dan kemudahan, pungkas Andar. (News from WA of Andar Nubowo).